INSPIRASI AWAL

Banyak orang menulis bahwa kita harus berpikir positif, hal ini benar, namun belum tepat, karena seberapa kita berpikir positif tergantung pada suasana hati, karena rasakan sebelum berpikir adalah bahasa TUHAN , maka kita harus merujuk bahasa tersebut,pada sisi lain seseorang tidak akan berpikir positif ketika hatinya tidak ada kemapan, dengan kemapanan hati maka seseorang akan berpikir positif dengan mengkomunikasikan sesuatunya dengan cara yang hikmah dan bijaksana, salahsatunya dengan cara menulis,

Sabtu, 19 Juni 2010

AKTUALISASI IQRO DALAM KEHIDUPAN

IQRO SEBAGAI PERUBAH PRILAKU

1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
3.      Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah,
4.      Yang mengajar (manusia)  dengan perantaraan kalam
5.      Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya
6.      Ketahuilah sesungguhnya manusia benar – benar melampui batas,
7.      Karena dia melihat dirinya serba cukup,
8.      Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)
9.      Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang
10.  Seorang hamba ketika sedang mengerjakan sholat,
11.  Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu diatas kebenaran,
12.  Atau dia menyuruh bertaqwa pada (Alloh)
13.  Bagaimana pendaptmu jika orang yang melarang itu mendustkan dan berpaling,
14.  Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Alloh milihat segala perbuatannya
15.  Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunya,
16.  (yaitu) ubun – ubun yang mendustakan lagi durhaka,
17.  Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18.  Kelak kami akan memanggil malaikat zabaniyah,
19.  Sekali – kali, jangan, jangalah kau patuh padanya dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhanmu)


Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan,Pembacaan semua yang ada didunia ini harus menyebut nama Tuhan, yaitu Tuhan yang MENCIPTAKAN. Pertama, kenapa membaca harus dengan nama Tuhan, alasannya adalah yang membaca dan yang dibaca adalah semuanya milik Tuhan.
Dengan pengertian ini, maka semua subjeknya ( manusia), dan objeknya(benda) adalah Tuhan pemiliknya, maka untuk melakukan mutual simbiosis antara keduanya yang diperlukan adalah pengembalian kesemuanya kepada pemiliknya, yaitu Tuhan.
Hasil dari pembacaan dengan menyebut nama Tuhan, maka kita akan mendapat kemurahan karena Tuhan Maha Pemurah,denga tidak membaca atas nama Tuhan, maka manusia tidak akan mendapat kemurahan dari Tuhan, dan akhirnya gagal dan kegagalan akan menjelma dalam kehidupannya.

Saya menulis tang pertama tentang IQRO adalah aplikasi saya yang tak ternilai dari apa yang telah DIKALAMKAN OLEH ALLOH SWT SEBAGAI BAHAN PERNUNGAN,PEMBELAJARAN DAN SARANA PENGAMALAN DARI APA YANG TELAH DITULISKANNYA.Wajar saja , ini saya tuliskan pada bagian yang pertama, dan rasa syukur saya yang luas tak bertepi, dalam yang tak berujung , tinggi yang tak terkira pada KALAM IQRO yang dituliskan ALLOH.
 PERTAMA YANG DIKENALKAN OLEH YANG MAHA KUASA KEPADA MANUSIA ADALAH “IQRO” YANG DIARTIKAN “BACALAH” DALAM PENGERTIAN INI, MANUSIA DIAJARKAN UNTUK “MEMBACA” DALAM ARTI YANG  LUAS, SEHINGGA MANUSIA MENGERTI APA YANG DIMAKSUD DENGAN SIAPA DIRINYA DAN SIAPA TUHANNYA SEHINGGA DENGAN PENGERTIAN INI, MANUSIA AKAN MENGERTI, MENGENAL, MEMAHAMI DAN MENGAMALKAN SIAPA DIRINYA YANG SEBENARNYA DAN TUHANNYA.
DENGAN MENGENAL DIRINYA MAKA MANUSIA AKAN MENGENAL DAN MEMAKNAI APA ARTI KEGAGALAN YANG SEBENARNYA, BAIK DALAM ARTIAN ESENSI DAN EKSISTENSINYA. DAN MANUSIAPUN AKAN MENGERTIAPA ARTI KESUKSESAN YANG SEBENAR-BENARNYA.

Dan dari sinilah hidup yang sebenarnya dimulai,dengan pembacaan IQRO, maka manusia akan mengerti makna esensi dan eksistensi kehidupan yang didalamnya terangkum kesuksesan dan kegagalan. Dengan Kalamullah Iqro, maka manusia mengerti apa yang dilakukannya, bagaimana melakukannya dan untuk apa melakukannya, dengan demikian ia mengerti bahwa IQRO adalah perubah dan perubahan prilaku dalam hidupnya. Saya coba memahami dan mengerti maknawi iqro sebagai implementasi dalam perjalanan hidup saya,dengan berbagai kejadian dari kegagalan,kegagalan dan kegagalan yang saya hadapi,sehingga saya bisa memaknai bahwa kegagalan adalah keniscayaan yang harus dihadapi manusia terlepas dia, apakah salah dan benar. Namun saya tidak menjustifikasi, apakah tindakan saya adalah benar. Saya,apapun alasannya mempunyai kesalahan terhadap masalah saya. Dan saya menulis buku ini untuk berbagi bahwa setiap kegagalan bisa dimaknai untuk memperoleh kesuksesan., dan itu dimulai dari “IQRO”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar