INSPIRASI AWAL

Banyak orang menulis bahwa kita harus berpikir positif, hal ini benar, namun belum tepat, karena seberapa kita berpikir positif tergantung pada suasana hati, karena rasakan sebelum berpikir adalah bahasa TUHAN , maka kita harus merujuk bahasa tersebut,pada sisi lain seseorang tidak akan berpikir positif ketika hatinya tidak ada kemapan, dengan kemapanan hati maka seseorang akan berpikir positif dengan mengkomunikasikan sesuatunya dengan cara yang hikmah dan bijaksana, salahsatunya dengan cara menulis,

Sabtu, 14 Agustus 2010

MALAM

Ketika kau datang menemaniku
Saat hembusan angin terasa dikulit
Saat sunyi mendera
Kubersimpuh dihamparan semesta alam MU
Keberteduh dilangit  Mu
Nafasku terdengar seiring detak jantungku
PadaMU Sang PENGUASA ALAM
PadaMU Sang Pemilik Malam
PadaMu Sang Pemilik Siang
PadaMu Sang Pemilik Mentari
PadamuMu Sang Pemiliki Bulan
PadaMu Sang Pemilik Bintang Gemintang
Luruskanlah hatiku pada Jalan Mu
Benarkanlah Pikirku pada Kuasa Mu
Hikmahkanlah Tutur Mu yang PENUH kebijakan
Jagalah Prilakuku  pada AZASMU
Padasiapa hamba bersimpuh
Padasiapa manusia yang penuh noda bermohon
Padasiapa sang tak berdaya ini mengadu
HANYA PADAMU YA ROB
HANYA PADAMU YA ALLOH
HANYA PADAMU YA SANG PENGUASA ALAM
HANYA PADAMU YA ROBBI
HAMBABERMOHON
HAMBABERDOA
HAMBABERMUNAJAT
HAMBABERSIMPUH
HAMBABERKELUH KESAH
JANGAN .... JANGAN DUHAI ALLOH YANG MAHAPENGASIH DARI YANG PENGASIH
JANGAN .... JANGAN DUHAI YANG MAHA PENYAYANGDARI YANG PENYAYANG
JANGAN ... JANGAN DUHAI YANG MAHA LEMBUT DARIYANG LEMBUT
KAUTINGGALKAN HAMBA DALAM KESENDIRIAN
KAUBIARKAN HAMBA DALAM DUKA
KAULALAIKAN HAMBA DALAM RESAH


PADA SEBUAH WAKTU


Dihamparan gurun, yang ujungnya adalah samudera,
Samudera yang membelah sepertiga dunia,
Ditempat yang telah kaujanjikan,
Disanalah kumenantimu.
Teriknya panas ketika mentari menyapa semesta,
Dinginnya malam yang menghujam
Hempasan angin bagai badai, yang menggoyahkan kakiku
Kutakperduli…….
Karena masih teringat dalam benakku
Dengan kelembutan yang menggetarkan ruhku
Dengan rengkuhan yang menguatkan jiwaku
Dengan belaian yang membasukh hatiku
Dengan kata - katamu yang penuh kepastian
Kau katakan ” AKU AKAN DATANG”
Kau tak katakan kapan,
Apakah satu, dua atau tiga  purnama  yang dengan keindahannya memukauku
sehingga kulupa pada waktu kapan kau datang
Apakah , ketika mentari berganti dengan rentangan salju
Ku akan tetap menantimu
Tahukah kau, kini…….
Aku sepi dalam kesindirian….
Aku lara dalam kesunyian….
Kuhibur hatiku dengan menyebut namamu dengan syahdu
Kugembirakan jiwaku mengan memanggilmu dengan lembut
Untuk menghibur dahagaku bertemu denganmu
Aku rindu bertemu denganmu
Kakiku sudah tak kuat lagi…..
Kiniku terduduk……
tulang - tulangku sudah mulai rapuh…
pandanganku sudah memudar…..
Ku tak akan beranjak
Dari tempatku menanti… seinchipun
Biarlah ragaku, ruhku,jiwaku, hatiku akan tetap disini
Aku yakin kau  pasti datang…….
Kalaulah kematianku tertimbun hampasaran pasir
Setelah itu kau datang, kau akan melihat tulang belulangku
dia ada ditepat yang sama ketika kau katakan
AKU AKAN DATANG
KARENA RUHKU, JIWAKU, HATIKU, RAGAKU HANYA UNTUKMU

Saya Hanya Mau Menulis Bahwa Kemiskinan Itu Bukan Takdir, dan Itu Bisa Dirubah



Bahwa setiap manusia mengalaminya apa yang dinamakan kemiskinan, karena hal itu sudah merupakan keniscayaan dalam hidup. Yang beda hanya cara menyikapinya, ada yang mengatakan keimiskan adalah takdir dan bahkan mengatakan itu merupakan kutukan. Kalau ada orang berpendapat seperti ini, apa artinya Kalam Illahi yang mengatakan : Aku tidak akan mengubah suatu kaum, ketika kaum itu tidak mau mengubahnya”, jelas makna kata disini bahwa kemiskinan itu bukan takdirm, dia hanya nasib dan Tuhan memberi hak kepada manusia untuk mengubahnya dan itu JUGA BERLAKU UNTUK “ AKU TIDAK MAU MISKIN”, MENJADI BAHASA “KAMI TIDAK MAU MISKIN”
Miskin, ada juga yang menyikapi sebagai titik balik dalam kehidupan manusia untuk mengenal dirinya lebih dalam dan intens, sehingga mengenal Tuhannya lebih maknawi, karena dengan kemiskinan yang dialamiinya kebanyakan manusia lebih banyak merenungi kehidupannya dengan cara tafakur dan berdoa. Dan ada juga manusia dengan kemiskinan yang dialaminya menganggap bahwa itu adalah hikmah dalam kehidupannya, yang menunjukkan bahwa Tuhan sayang, dan juga sebagai proses pemulihan dari kehidupannya untuk menuju hidup yang lebih baik, dan itu dimulai dari kemiskinan sebagai titik awal yang monumnetal dalam kehidupannya.
Bisa dituliskan bahwa miskin, adalah suatu keadaan, kejadian, pengalaman yang setiap orang mengalaminya, dan bagaimana mengubahnya setiap orang punya cara untuk melakukannya. Ada yang menggunakan cara – cara menghalalkan segala cara, yang penting saya berubah nasib saya, dari miskin menjadi kaya, ada yang punya pandangan bahwa miskin sudah takdir, saya usaha seperti apapun kalau sudah miskin, ya miskin saja, dan untuk apa saya usaha, toh hasilnya akan sama saja, msikin dan tetap miskin.
Ada, yang berpendapat bahwa miskin itu bukan takdir dan itu nasib, maka setiap orang berhak untuk merubahnya sepanjang ia punya kemauan untuk merubahnya dan itu pasti bisa.

Pada Sebuah Waktu


Dihamparan gurun, yang ujungnya adalah samudera,
Samudera yang membelah sepertiga dunia,
Ditempat yang telah kaujanjikan,
Disanalah kumenantimu.
Teriknya panas ketika mentari menyapa semesta,
Dinginnya malam yang menghujam
Hempasan angin bagai badai, yang menggoyahkan kakiku
Kutakperduli…….
Karena masih teringat dalam benakku
Dengan kelembutan yang menggetarkan ruhku
Dengan rengkuhan yang menguatkan jiwaku
Dengan belaian yang membasukh hatiku
Dengan kata - katamu yang penuh kepastian
Kau katakan ” AKU AKAN DATANG”
Kau tak katakan kapan,
Apakah satu, dua atau tiga  purnama  yang dengan keindahannya memukauku
sehingga kulupa pada waktu kapan kau datang
Apakah , ketika mentari berganti dengan rentangan salju
Ku akan tetap menantimu
Tahukah kau, kini…….
Aku sepi dalam kesindirian….
Aku lara dalam kesunyian….
Kuhibur hatiku dengan menyebut namamu dengan syahdu
Kugembirakan jiwaku mengan memanggilmu dengan lembut
Untuk menghibur dahagaku bertemu denganmu
Aku rindu bertemu denganmu
Kakiku sudah tak kuat lagi…..
Kiniku terduduk……
tulang - tulangku sudah mulai rapuh…
pandanganku sudah memudar…..
Ku tak akan beranjak
Dari tempatku menanti… seinchipun
Biarlah ragaku, ruhku,jiwaku, hatiku akan tetap disini
Aku yakin kau  pasti datang…….
Kalaulah kematianku tertimbun hampasaran pasir
Setelah itu kau datang, kau akan melihat tulang belulangku
dia ada ditepat yang sama ketika kau katakan
AKU AKAN DATANG
KARENA RUHKU, JIWAKU, HATIKU, RAGAKU HANYA UNTUKMU