INSPIRASI AWAL

Banyak orang menulis bahwa kita harus berpikir positif, hal ini benar, namun belum tepat, karena seberapa kita berpikir positif tergantung pada suasana hati, karena rasakan sebelum berpikir adalah bahasa TUHAN , maka kita harus merujuk bahasa tersebut,pada sisi lain seseorang tidak akan berpikir positif ketika hatinya tidak ada kemapan, dengan kemapanan hati maka seseorang akan berpikir positif dengan mengkomunikasikan sesuatunya dengan cara yang hikmah dan bijaksana, salahsatunya dengan cara menulis,

Kamis, 01 Juli 2010

MEMBANGUN DAN MENCIPTAKAN MIMPI



MEMBANGUN MIMPI

Kenapa kita harus BERANI BERMIMPI, karena dengan mimpi kita punya harapan dan harapan itulah yang akan mampu memberi motivasi dalam diri setiap manusia, pada dasarnya semua manusia mengharapkan apa yang diharapankannya,yang dibangun dari mimpinya dapat diwujudkan dalam dunia nyata.
Kemampuan manusia dimulai dari kemauan yang dimilikinya,karena kemauan yang memberikan motivasi pada seseorang,dengan keberadaan motivasi yang dimilikinya seseorang mempunyai energi.Bukankah hidup manusia dimulai dengan apa yang namanya energi,yang mempunyai MAHA ENERGI,YAITU TUHAN YANG MAHA KUASA menghidupkan manusia juga dimulai dengan energi – Nya, maka sumber energi manusia ada dan terletak didalam hatinya dan itu namanya MOTIVASI.
Bayangkan,ketika manusia tak memiliki energi,berarti ia mengingkari anugerah yang diberikan Tuhan, dan salah satu yang memberi akses energi adalah mimpi,maka dengan membangun mimpi kita telah memotifisir diri untuk mempunyai kemauan. Memang banyak orang akan mengatakan,buat apa harus bermimpi ?, sedangkan dunia nyata saja sudah susah,apalagi mimpi,karena mimpi adalah dunia maya, yang tak akan mampu mengaksesnya menjadi nyata. Kita tentu bersepakat ( kalau tidak. juga tidak apa – apa,toh kita boleh berbeda pemahaman bukan ? ),bahwa manusia bertahan hidup karena memiliki harapan, dan yang mewujudkan harapan itu adalah Yang Maha Kuasa, maka PEMBANGUNAN MIMPI kita juga harus disesuaikan dengan nilai – nilai yang dimiliki oleh KETENTUAN YANG SUDAH  DIGARISKAN TUHAN.



MENCIPTAKAN MIMPI
Banyak manusia sudah berani bermimpi, bahkan membangun mimpi seperti halnya saya tulis dalam bagian yang sebelumnya.Keberanian orang bermimpi saja sudah luar biasa terlebih ketika ia mampu mewujudkannya, tambah luar biasa, dan memang manusia luar biasa, seperti sandangan gelanya yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagai KHALIFAH.
Mimpi, berdasarkan para pakar merupakan kerjaan bawah sadar manusiam yang sering bekerja secara impulsive,dengan impiannya manusia terakumulasi untuk membentuk sebuah sikap mendayakan mimpinya menjadi harapan yang dapat 
diwujudkan. Dengan mimpi, manusia telah terinspirasi untuk mewujudkannya dengan daya upayanya agar benar – benar dapat menjadi nyata.Mimpi, adalah motivasi, mimpi adalah energy yang memberi semangat manusia untuk bekerja keras dengan cara yang cerdas untuk mewujudkannya.
Membangun mimpi dengan keberaniannya manusia telah menunjukkan bahwa ia beda dengan mahluk yang lainnya, dimana perbedaannya dengan mahluk yang lainnya, karena manusia mempunyai akal yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya, ketika manusia dengan perbedaannya sudah menunjukkan keberaniannya dengan bermimpi, pertanyaan lanjutannya adalah, apakah manusia mampu mempunyai kemampuan untuk menciptakan mimpi, bukan hanya sekedar berani bermimpi dan membangun mimpi namun menciptakan mimpi???. Kelihatannya bombastis, orang berani menciptakan mimpi, sekedar bermimpi saja banyak orang tak mau atau tak berani apalagi untuk menciptakan mimpi, dimana bedanya berani bermimpi dengan menciptakan mimpi ?, apa memang ada bedanya???.
Penciptaan mimpi yang dilakukan oleh manusia sebenarnya tidak terlepas dari BAHASA ILAHIAH YANG TELAH DIKALAMKANNYA ,:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain DIA( QS,13:11)
Dengan dasar ini, yaitu sikap AMALUL YAKIN BAHWA MANUSIA BERANI MENCIPTAKAN MIMPI SEPANJANG SESUAI DENGAN BAHASA TUHAN DAN ITU TERWUJUD SEPANJANG MANUSIA MEYAKININYA, BUKAN ALLOH MENGIKUTI PRASANGKA HAMBA-HAMBANYA TERMASUK MENCIPTAKAN MIMPI.