INSPIRASI AWAL

Banyak orang menulis bahwa kita harus berpikir positif, hal ini benar, namun belum tepat, karena seberapa kita berpikir positif tergantung pada suasana hati, karena rasakan sebelum berpikir adalah bahasa TUHAN , maka kita harus merujuk bahasa tersebut,pada sisi lain seseorang tidak akan berpikir positif ketika hatinya tidak ada kemapan, dengan kemapanan hati maka seseorang akan berpikir positif dengan mengkomunikasikan sesuatunya dengan cara yang hikmah dan bijaksana, salahsatunya dengan cara menulis,

Senin, 10 Mei 2010

AIR MATA BERUBAH JADI MATA AIR

AIR SUMBER KEHIDUPAN


Setiap orang mengatakan bahwa air adalah sumber kehidupan, dan Tuhanpun mengatakan hal yang sama, karenanya kesepakatan tentang air sebagai sumber kehidupan sudah menjadi bahasa alam, dan alampun baik yang terdiri dari flora dan fauna ketika ia bisa bicara akan menyetujui hal ini karena kenyataannya memang demikian, dan 71 % air nmenutupi permukaan bumi sedangkan jumlahnya mencapai 1,4 trilyun kilometer kubik, dan hanya air yang mempunyai zat yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu dalam bentuk padat (es), cairan ( air) dan dalam bentuk gas ( uap air) sementara zat yang lainnya tidak seperti air, dan ini adalah hukum pembentuktian dari YANG MEMILIKI AIR YAITU TUHAN.
Maka pengelolaan air sudah sewajarnya dikelola oleh negara guna menghidupi hajat orang banyak, seperti yang termaktup pada Pasal 33 UUD 1945. Pengelolaan yang tidak profesional terlebih ketika hanya mencari kemanfaatan nilai ekonomis semata akan mengakibatkan kerugian yang sangat fatal, seperti yang terjadi baru - baru ini di Jakarta dimana masyarakat kekurangan air dengan salah kelola, maka kejadian ini sudah seharusnya menjadi pembelajaran bagi ita semua terutama pemerintah. Dan akhirnya mata air menjadi air mata yang berkepanjangan. Kejadian yang ada didunia termasuk pengelolaan air sebenarnya merupakan pengungatan oleh Tuhan kepada manusia, seperti halnya soal pengelolaan hutan, yang bukannya menghasilkan kesejahteraan namun air mata yang berkepanjangan, maka perlu kiranya perlu perubahan paradigma baru yang sebenarnya sudah dipikirkan oleh para FOUNDING FATHER kita, maka dituliskan dalam UUD 1945 untuk mengantisipasi keadaan saat ini dan mendatang, dan kenyataannya terbukti dengan adan kekurangan air bagi warga Jakarta, bahkan bisa saja ini akan merambat kedaerah lainnya ketika pengelolaan air sebagai sumber penghidupan salah kaprah .


KOMITMEN DASAR
Merubah tatakelola air, berdasarkan kejadian yang ada di Jakarta sudah menjadi keharusan dan yang lebih penting lagi itu adalah amanat UUD 1945 dan sudah seharusnya menjadi komitmen dasar dari pengelolaan air sebelum kejadian lain menimpa seperti kejadian yang ada di Jakarta. Komitmen dasar juga merupakan hak dasar yang melekat dari tatakelola air karena hak rakyat melekat dalam pengelolaan air, yang sudah seharusnya menjadi kewajiban pemerintah untuk memperhatikan hak - hak rakyat tanpa terkecuali.
Komitmen dasar adalah aplikasi dari rasa cinta kita pada tanah air sebagai perwujudan dari amanat FOUNDING FATHER yang dimaktupkan dalam UUD 1945 dalam Pasal 33 . Ketika hal - hal yang terpenting terabaikan bisa saja rakyat akan memicingkan mata terhadap peran serta pengelolaan air oleh pemerintah, bahkan terlebih fatal rakyat akan melakukan perlawanan publik seperti yang terjadi berupa perusakan hydran diwilayah Tanjung Priok.Pada sisi lain apa yang sudah terjadi sudah seharusnya memberi penyadaran bahwa sebuah amanat tidak bisa dijadikan bahan mainan hanya dengan dasar pertimbangan ekonomi.
MERUBAH AIR MATA MATA MENJADI MATA AIR
Pengelolaan air  yang benar dan tepat sebagai pengelolaan hajat hidup orang banyak, sebenarnya adalah cerminan apa yang menjadi lintas generasi terhadapa generasi mendatang, apakah anak - anak kita atau cucu - cucu kita, ketika pengelolaannya tidak benar dan pas maka airmata anak - anak kita serta cucu - cucu kita akan menjadi beban dosa yang berkepanjangan, bahkan mereka akan mengatakan inilah akibat orang tua kita yang tidak becus untuk mengelola air sehingga dampaknya kemereka. Karena kita harus merubah tata kelola air dengan benar dan tepat sehingga kita merubah air mata menjadi mata air yang mrupakan sumber dari mana air itu terpancar dan keluar, sehingga mata air itu akan sampai kepada anak - anak kita.
Selmatkan semesta, didalamnya adalah selamatkan air untuk generasi mendatang biar anak - anak kita akan tetap tersenyum dan bangga pada kita sebagai orang tuanya, karena lintas generasi tidak terlepasa dengan air yang ada didalamnya sebagai sumber kehidupan, seperti doa kita kepada anak - anak kita yang setiap saat kita panjatkan pada YANG MAHA KUASA, dan kalau pada kenyataannya kita tidak bisa mengelola air maka kita juga tiudak akan pernah bisa menyelematkan generasi selanjutnya yaitu ANAK - ANAK KITA.