INSPIRASI AWAL

Banyak orang menulis bahwa kita harus berpikir positif, hal ini benar, namun belum tepat, karena seberapa kita berpikir positif tergantung pada suasana hati, karena rasakan sebelum berpikir adalah bahasa TUHAN , maka kita harus merujuk bahasa tersebut,pada sisi lain seseorang tidak akan berpikir positif ketika hatinya tidak ada kemapan, dengan kemapanan hati maka seseorang akan berpikir positif dengan mengkomunikasikan sesuatunya dengan cara yang hikmah dan bijaksana, salahsatunya dengan cara menulis,

Sabtu, 08 Mei 2010

INSTITUSI HATI

KEMAPANAN HATI
Hati adalah pijakan manusia, karena hati adalah muara kebenaran yang hakiki dan universal, ditempatkannya kebenaran yang datangnya dari BAHASA TUHAN. Pengenalan bahasa Tuhan hanya dapat dipahami, dimengerti dan dimaknai dengan bahasa hati, dengan hati lahirlah sebuah empati terhadap nilai - nilai kemanusiaan yang merujuk dari bahasa Tuhan, dengan hatilah manusia mampu membaca tandan - tanda alam, maka hati harus dijadikan bahasa yang universal sehingga manusia menjadi manusia yang manusiawi, dengan alasan - alasan tersebutlah maka harus dijadikan sebuah institusi dimana manusia mempunyai kemampuan untuk mengorganisasikan hatinya sebagai sebuah lembaga yang merujuk kehidupannya dalam menata tugas hidupnya, tujuan hidupnya dan fungsinya hidup.
Dengan peletakkan hati sebagai institusi maka semua permalasahan dapat terselesaikan dan diselesaikan dengan kebijakan dan kebajikan dengan cara mutual respect of trust, seperti dibahasakan oleh Tuhan " Maka dengan Rahmat Tuhan hendaklah engkau berlaku lemah lembut, ketika kau keras hati dan bersikap kasar maka mereka akan menjauh darimu, maka maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun mereka,dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,maka bertawakallah pada Alloh.Sesungguhnya Alloh menyukai orang - orang yang bertawakal pada - Nya. (QS.3:159 ).
Kejelasan makna Bahasa Tuhan telah dipaparkan dengan gamblang dan nyata dan itu merupakan rujukan yang mutlak namun sering terabaikan dan diabaikan oleh manusia sehingga telah terbuktikan fakta yang nyata bahwa persoalan bukan terselesaikan, namun lebih melebar kearah yang lebih destruktif, yang akhirnya merusak sendi - sendi kehidupan manusia, karena manusia tidak menggunakan ASSET HATI SEBAGAI INSTITUSI HATI DALAM MENGAKSES SELURUH KEHIDUPANNYA DIDUNIA. DAN ITU DALAM DALAM SEKELILING KITA.

NETRALISASI HATI VERSUS OTAK
Kelembutan hati manusia, bisa terbentuk dan dibentuk ketika penyebutan nama Tuhan sebagai bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupannya yang ada dalam hati manusia, karena itu suatu hal yang penting sebagai bagian yang pertama dan utama dalam penyebutan nama Tuhan dalam setiap melangkah kegiatan yang ada dalam hidupnya., namun penyebutan nama Yang Maha Kuasa dalam keseharian kita sering direcoki dengan kerjaan otak yang sering menjadi justifikasi nafsunya manusia,sehingga apa yang sudah ditetapkan dan dimaknai sebagai kerjaan hati dirusak dengan fungsionalisasi otak.

Maka ada perkataan " rasakan dulu dengan hatimu sebelum kau pikirkan, gunakan akalmu sebelum kau bicara dan bertindak ".Rasa yang dirasa adalah bahasa tindakan nyata yang mempunyai kemampuan untuk mengarahkan kerja otak  dengan didahului dasar kerja hati sehingga pembicaraan dan tindakan yang kita lakukan benar dan tepat yang menghasilkan kebijakan dan kebajikan.