INSPIRASI AWAL

Banyak orang menulis bahwa kita harus berpikir positif, hal ini benar, namun belum tepat, karena seberapa kita berpikir positif tergantung pada suasana hati, karena rasakan sebelum berpikir adalah bahasa TUHAN , maka kita harus merujuk bahasa tersebut,pada sisi lain seseorang tidak akan berpikir positif ketika hatinya tidak ada kemapan, dengan kemapanan hati maka seseorang akan berpikir positif dengan mengkomunikasikan sesuatunya dengan cara yang hikmah dan bijaksana, salahsatunya dengan cara menulis,

Kamis, 09 Desember 2010

MEMILAH UNTUK MEMILIH

Dalam hidup ada yang namanya pilihan, dan pilihan yang dilakukan oleh kita memberikan pilahan dari pilihan itu sendiri. Ketika kita memberikan pilihan dari apa yang harus kita lakukan  cara yang pas dengan  menggunakan GODLINE, karena inilah cara yang jitu,pas, benar dan tepat. Pada pilihan dari pilahan itu ukurannya adalah nurani atau hati, dimana pilihan yang sudah diputuskan membari rasa nyaman pada suasana hati yang kita miliki, dan itulah yang ada saat ini dalam diri saya.

Godline adalah pilihan Tuhan, yang pastinya juga baik untuk kita, baik untuk akhirat dan dunia,kelihatannya tidak pas berdasarkan aktualisasi logika namun nyaman. Saya pahami bahwa pilihan itu kadang nyaman untuk kita, namun bisa jadi tidak nyaman untuk pihak lainnya, dan itu adalah resiko sebuah pilihan, sepanjang tidak ada yang dirugikan.

Kenapa saya memilah dari pilihan yang saya lakukan, karena sebuah perenungan yang cukup lama, siapapun mau bahwa pilihan itu merupakan pilihan hati, dan saya mau nyaman dengan pilihan yang saya lakukan, dan saya sudah tidak mau membuang waktu yang tersia - sia dengan keadaan yang sangat tidak nyaman dan pastinya juga hasilnya yang tidak maksimal dan manfaatnya yang sangat sedikit.

Tak ada yang luarbiasa, layaknya halnya kita makan, ketika kita memilih makanan, tentunya yang kita pilih adalah yang sesuai dengan rasa saya, yaitu nikmat kalaupun hanya sekerat tempe dengan sambel tentunya, dan nikmatnya pasti makyus seperti kata Mas Bondan.

Rabu, 08 Desember 2010

Yang Tercatat

Perjalanan saya sering tercatat dalam FB,BLOG atau Kompasiana, bahkan dalam sentuhan kata yang ada dalam facebook saya, pada kenyataannya apa yang tercatat sering menjadi bahan pembelajaran saya seperti yang sering saya tulis bahwa menulis pada intinya adalah untuk pembelajaran terhadap diri, bagitupun yang ada dalam diri saya. Dari apa yang tercata saya selalu berharap bahwa kesemuanya untuk pembelajaran, maka saya selalu membaca apa yang sudah saya tulis, karena masih banyak dari apa yang tercatat masih saya belum saya lakukan

Dari apa yang tercatat, yang terlihat, yang tertulis dan yang nampak  adalah yang baik - baiknya saja, pada kenyataannya masih banyak sisi buram dalam kehidupan yang tidak saya  tampilkan dan tidak saya tulis, hal ini dengan pertimbangan bahwa menjadi kendala bagi rekan - rekan saya bahkan untuk internal saya, apa saya mengalami hal itu , yang pada kenyataannya seperti itu, maka sebuah sisi baik, sisi ceria, sisi bahagia harus selalu saya tampilkan sebagai akses untuk memberikan kebahagiaan pula kepada rekan - rekan saya. Maka sebuah kata yang tepat dalam hal ini, "BIARLAH KAU RASAKAN BAHAGIA YANG AKU RASAKAN, NAMUN JANGAN KAU RASAKAN DUKA YANG ADA DALAM DIRIKU"

Saya memahami bahwa ini tidak baik dan bagus, bahkan tidak tepat untuk melakukan penyembunyian masalah yang sebenarnya, namun apa yang saya lakukan bukanlah sebagai penipuan dalam bentuk pemayaan dunia maya, salah satu contoh saya punya masalah keuangan, saya tidak mau masalah saya ini menjadi masalah semuanya, dengan kata lain saya tidak mau memberi akses simpati terhadap masalah saya dengan menceritakan penderitaan saya sehingga menarik empati orang lain pada saya.

Maka dari kesemua itu tak ada yang luar biasa bukan, dan itu biasa - biasa saja, itulah yang tercata dalam apa yang saya tulis, harapan saya adalah semuanya punya makna yang positif buat saya.